Rabu, September 09, 2009

Facebook : antara Positif dan Negatif

Beberapa hari terakhir ini, di antara berita-berita politik yang sedang hangat menjelang pilpres, di media juga sedang ramai dibahas mengenai fatwa MUI tentang penggunaan situs jejaring sosial Facebook yang dinyatakan haram, meskipun sebenarnya hal ini juga masih menjadi kontroversi. Para ulama tersebut menyatakan bahwa Facebook haram jika digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti berselingkuh, mencari jodoh, bergosip, dan sebagainya.

Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas mengenai fatwa MUI tersebut, namun akan membahas penggunaan Facebook secara umum, manfaat atau potensinya, dan juga kemungkinan penggunaannya untuk hal yang negatif.

Situs pertemanan Facebook sangat populer di masyarakat Indonesia. Pengguna Facebook terdiri dari hampir semua kelompok umur, dari remaja, dewasa, bahkan orang tua. Jika dilihat dari latar belakang profesinya pun ada bermacam-macam, mulai dari pelajar, mahasiswa, professional, para politisi, hingga ibu rumah tangga. Bagi remaja saat ini jika belum memiliki account di Facebook akan tampak “kurang gaul”. Sebagian orang juga akan merasa ada yang kurang jika tidak mengecek Facebook-nya dalam sehari. Pengguna dapat mengakses Facebook baik dari komputer maupun handphone.

Ya, karena begitu populernya Facebook, yang berarti juga akan menguntungkan para operator seluler, maka sekarang ini berbagai operator telepon seluler berlomba-lomba menyediakan sarana Facebook, sehingga semakin mempermudah aksesnya, karena dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Pengguna dapat meng-up date statusnya ataupun melakukan aktivitas lain seperti online chat, mengomentari pengguna lain dan sebagainya.

Berbagai hal dapat dilakukan di Facebook, seperti untuk pertemanan (membangun jejaring), reuni dengan teman lama, promosi bisnis, bahkan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Misalnya di Amerika Serikat, Barack Obama pun ternyata memenangkan pemilihan presiden antara lain karena memanfaatkan Facebook dalam kampanyenya. Facebook juga dapat dimanfaatkan untuk saling bercakap-cakap tentang berbagai hal seperti dalam kehidupan nyata.

Pada awalnya Facebook yang dibuat oleh seorang mahasiswa Universitas Harvard pada tahun 2004, dan dirancang hanya untuk digunakan secara terbatas di kalangan mahasiswa Universitas Harvard. Namun mulai tahun 2006 Facebook telah terbuka untuk pengguna umum. Sejak saat itu perkembangannya menjadi sangat cepat. Menurut data suatu penelitian (Needham & Company), pada tahun 2007 telah terdaftar sebanyak lebih dari 21 juta pengguna Facebook.

Selain Facebook sebenarnya masih ada situs-situs lain yang juga dapat digunakan untuk membangun jejaring, seperti MySpace, Twitter, Bebo, Hi5, dan sebagainya. Berbagai situs tersebut memiliki popularitas di wilayah-wilayah tertentu. Sebagai contoh, MySpace dan Facebook populer di Amerika Utara, Bebo sangat populer di Eropa, sedangkan Friendster populer di wilayah Asia pasifik. Sedangkan situs pertemanan yang populer di Indonesia adalah Friendster dan Facebook. Namun tampaknya saat ini popularitas Friendster mulai tergeser oleh Facebook.

Jika diamati sebenarnya fasilitas yang ditawarkan situs-situs tersebut tidak jauh berbeda, seperti untuk mengirim pesan, memasang (up load) foto, dan lainnya. Akan tetapi di Facebook pengguna dapat saling berkomunikasi melalui fasilitas chatting antar sesama teman yang sedang on line. Dalam tabloid Nova edisi Januari 2009 disebutkan berbagai manfaat Facebook, seperti untuk reuni dan nostalgia, karena pengguna dapat melakukan reuni dengan teman-teman lama, teman sekolah jadul (jaman dulu), hingga bertemu lagi dengan mantan pacar, di samping manfaat lainnya, yaitu untuk mendapatkan teman baru.

Hal ini sejalan dengan penelitian Hiller & Franz (2004) bahwa bagi orang-orang yang tinggal berjauhan dari tempat asalnya (perantau), internet dapat digunakan untuk mencari atau berhubungan dengan orang-orang yang sudah lama ‘hilang’ atau kehilangan kontak, dapat juga untuk mencari hubungan baru, dan dapat juga untuk berhubungan lagi dengan orang-orang lama atau teman lama. Meskipun pengguna Facebook tidak selalu orang yang tinggal jauh dari tempat asalnya, namun hal ini dapat diterapkan pada pengguna Facebook.

Manfaat lain Facebook adalah untuk melakukan promosi gratis untuk bisnis. Contohnya pianis Ananda Sukarlan yang sukses menggunakan Facebook untuk publikasi atau promosi acara konsernya sehingga dapat menghemat dana yang besar untuk beriklan atau promosi lainnya (Nova, Januari 2009). Selain itu juga dapat digunakan untuk undangan virtual, membangun jejaring, sumber inspirasi, juga sebagai ajang narsis, misalnya dengan memajang berbagai foto dan video. Facebook juga dapat digunakan untuk rekreasi, karena terdapat berbagai games dan kuis yang dapat dimainkan. Pendeknya, banyak sekali hal menarik yang dapat dilakukan di Facebook.

Jika diamati, aktivitas pengguna Facebook pun seperti yang dilakukan masyarakat
dalam kehidupan nyata, seperti saling bercakap-cakap tentang hal-hal yang biasa dipercakapkan dalam kehidupan nyata, saling menyapa dan bertanya kabar, terkadang antar sahabat saling bercerita masalah pribadi atau curhat, bahkan dapat berjualan atau mempromosikan sesuatu. Ada lagi hal yang cukup menarik mengenai Facebook, bahwa pengguna dapat memiliki pet (binatang piaraan) secara maya.

Situs jejaring sosial bahkan dapat dimanfaatkan sebagai media alternatif bagi para citizen journalists (wartawan warga) untuk meng-up load berita yang mereka tulis. Sebagai contoh, ketika di India terjadi serangan teroris di suatu hotel di Mumbai pada November 2008, Twitter, salah satu situs jejaring sosial, menjadi salah satu sarana untuk saling bertukar informasi mengenai serangan teroris tersebut. Mereka menuliskan perkembangan terakhir melalui Twitter, yang kemudian dengan cepat menyebar di antara para penggunanya.

Banyak penelitian yang telah dilakukan di luar negeri mengenai penggunaan situs jejaring sosial bagi para remaja ataupun pelajar. Salah satunya oleh Ellison, Steinfield & Lampe (2007) yang meneliti tentang pengaruh penggunaan Facebook terhadap social capital para penggunaya. Social capital merupakan berbagai manfaat yang dapat diambil dari penggunaan situs tersebut. Mereka menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan Facebook dengan social capital.

Akan tetapi terdapat isu lain tentang situs pertemanan di Internet, misalnya mengenai identitas, bahwa para penggunanya dapat memanipulasi informasi tentang diri mereka, bahkan dapat mengaku menjadi orang lain. Hal ini dilakukan untuk memberi kesan tertentu tentang diri mereka (impression management). Hal ini pun dapat terjadi dalam kehidupan nyata, terkadang orang melakukan kebohongan untuk memperoleh kesan tertentu yang diinginkan.

Facebook pun dapat digunakan untuk hal yang negatif, misalnya di Amerika terdapat pasangan suami istri yang bercerai setelah sang suami menuliskan statusnya sebagai “single”, yang kemudian menimbulkan masalah dalam perkawinan tersebut. Selain itu para orang tua di Amerika juga lebih berhati-hati dengan situs pertemanan yang diikuti oleh anak-anaknya, karena dikhawatirkan dapat terjadi pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur, dengan cara seseorang menghubungi remaja anggota situs pertemanan untuk saling berkenalan dan bertemu.

Oleh karena itu, yang perlu dilakukan oleh para pengguna Facebook untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan lebih berhati-hati dalam berteman, misalnya dengan membatasi akses terhadap halaman Facebook kita, atau hanya berteman dengan orang-orang yang benar-benar kita kenal atau percaya. Pengguna juga sebaiknya selalu mengecek dulu informasi tentang orang yang ingin menambahkan kita sebagai temannya, sebelum menyetujuinya..

Namun menurut saya, Facebook sama seperti teknologi yang lain, misalnya Internet, yang memiliki dua sisi yang berbeda, positif dan negatif. Semuanya tergantung kepada kita sebagai penggunanya. Facebook dapat dianggap sebagai hasil dari suatu kemajuan teknologi, yaitu Internet, dan teknologi bersifat netral, tidak negatif ataupun positif. Akibat atau manfaatnya akan sangat tergantung pada penggunaanya. Sebagai analogi dapat diambil contoh sebuah pisau, yang dapat digunakan untuk membantu pekerjaan dan dapat pula digunakan untuk hal-hal yang negatif. Menurut saya, perkembangan teknologi tidak dapat dihalangi, karena teknologi memang diciptakan untuk membantu kehidupan manusia.

Di samping itu, selain Facebook, sebenarnya masih terdapat banyak situs jejaring sosial lainnya, seperti yang telah disebutkan di awal tulisan ini, dengan fungsi-fungsi yang tidak saling jauh berbeda. Jadi perdebatan mengenai Facebook menurut saya kurang relevan, karena Facebook hanya salah satu dari banyak situs jejaring sosial yang lain. Oleh karena itu jika ingin membahas mengenai situs jejaring sosial, maka hendaknya dibahas secara umum, karena fungsi-fungsinya pun hampir sama.
Untuk menghindari berbagai hal negatif yang mungkin timbul dari penggunaan Facebook ataupun berbagai situs jejaring sosial lainnya, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. Salah satunya, karena penggunaan berbagai situs jejaring sosial sangat populer di kalangan remaja, di mana di usia tersebut mereka sedang ingin bereksplorasi dengan hal-hal baru, termasuk menggunakan situs jejaring sosial, maka para orang tua perlu lebih berhati-hati dan mengenai penggunaan situs tersebut oleh anak-anaknya.

Di samping itu, orang tua perlu memberikan bekal mengenai nilai-nilai agama dan moralitas supaya para remaja dapat membedakan antara yang benar dan salah. Selain itu para penggunanya juga perlu lebih berhati-hati dalam menjalin pertemanan, terutama dengan orang yang baru dikenal, apalagi jika hanya kenal secara online. Para pengguna juga harus berhati-hati jangan sampai menjadi kecanduan (addicted) terhadap Facebook, dan hanya menggunakan facebook utuk hal-hal yang positif. Di akhir tulisan ini, saya hanya akan menyatakan bahwa sekali lagi, dampak penggunaan Facebook atau teknologi lainnya tergantung kepada niat atau motif untuk menggunakannya.

Artikel opini ini telah diterbitkan di Radar Lampung, 29 Mei 2009. (Tapi saya agak kecewa karena sebagian dari artikel ini tidak dapat ditampilkan, sehingga terkesan tidak utuh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar